Pusat Latihan Difabel, Langkah Dispora Kaltim Wujudkan Atlet Inklusif

Divisi.id – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur kini tengah merancang sebuah pusat pelatihan khusus bagi atlet penyandang disabilitas, terinspirasi dari model yang sukses di Solo, sebagai upaya membangun sistem pembinaan yang lebih terstruktur sejak usia dini.

Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menyebut bahwa belum adanya sistem terpusat untuk mengembangkan atlet difabel di daerah menjadi alasan utama inisiatif ini digagas.

“Saya sudah berdiskusi dengan Ketua NPCI Kaltim. Kita berpikir ke depan, regenerasinya seperti apa? Tidak bisa kalau hanya jalan begini terus. Jadi kami punya rencana membentuk sentral olahraga seperti yang ada di Solo, meskipun bukan dalam bentuk sekolah secara formal,” ujar Bagus.

Rencana ini mencakup integrasi pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing atlet difabel, yang didukung pelatih-pelatih yang memahami karakteristik dan tantangan mereka.

“Bukan sekolah dalam pengertian akademik, tapi lebih ke sentral pelatihan. Di situ kita cari bibit-bibit, latih, dan bentuk mereka jadi atlet andalan Kaltim. Karena kalau tidak dimulai dari sekarang, kita bisa kehilangan potensi besar,” tegas Bagus.

Baca Juga:

Swasembada Pangan 2026: Mungkinkah Kalimantan Timur Mencapainya?

Lebih lanjut, Bagus mengajak masyarakat terutama keluarga penyandang disabilitas untuk melaporkan potensi atlet melalui NPCI atau Dispora, agar mereka dapat diarahkan ke jalur pembinaan yang tepat.

Program ini tidak hanya memfokuskan pada prestasi, tetapi juga bertujuan membangun kepercayaan diri dan menyediakan ruang inklusif bagi para atlet difabel di dunia olahraga.

Dispora menargetkan agar melalui pusat pelatihan ini akan lahir sistem pembinaan yang berkelanjutan dan mampu mencetak atlet difabel berprestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Inisiatif ini mendapat dukungan dari NPCI Kaltim, yang bersama Dispora serius membahas bagaimana mempersiapkan regenerasi atlet difabel di masa depan.

Baca Juga:

Ironi Energi: Desa di Kaltim Tanpa Listrik di Tengah Kekayaan Alam

Dengan terwujudnya sentral pelatihan inklusif ini, diharapkan tidak hanya melahirkan prestasi olahraga, tetapi juga menjadi simbol keadilan dan kesempatan yang setara bagi seluruh atlet, termasuk penyandang disabilitas.