Divisi.id – Indonesia terus menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan pascapandemi COVID-19, terutama dengan meningkatnya angka kasus penyakit tidak menular (PTM).
Tren peningkatan kasus ini telah menarik perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur, yang merespons dengan mengintensifkan upaya pencegahan melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kaltim, Setyo Budi Basuki, menyoroti pentingnya langkah ini sebagai salah satu strategi utama untuk menekan angka PTM yang semakin tinggi.
“Kasus PTM terus meningkat. Ini menjadi perhatian serius karena berdampak pada kualitas sumber daya manusia dan pembangunan Indonesia di masa depan,” ungkap Setyo dalam keterangannya di Samarinda.
Menurut Setyo, Germas bukan hanya sekadar program, tetapi merupakan gerakan nasional yang bertujuan untuk memperkuat dan menyelaraskan tindakan promotif serta preventif dalam masyarakat.
Gerakan ini, lanjutnya, didorong agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.
Germas hadir untuk mendukung peningkatan produktivitas masyarakat dengan menurunkan beban biaya layanan kesehatan yang selama ini banyak diakibatkan oleh tingginya prevalensi penyakit tidak menular.
Setyo menjelaskan bahwa Germas mendorong masyarakat luas agar aktif menerapkan pola hidup sehat dalam keseharian mereka, dengan menekankan pentingnya melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan menjaga pola makan dengan asupan gizi yang seimbang.
“Germas mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti melakukan aktivitas fisik secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan,” paparnya.
Melalui pendekatan ini, Dinkes Kaltim berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa.