Divisi.id – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM) melalui Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Program Pencegahan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) tahun 2024.
Rakortek yang digelar di Samarinda ini bertujuan untuk merumuskan strategi komprehensif dalam mengatasi tantangan kesehatan akibat PTM yang semakin meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskan bahwa PTM kini menjadi tantangan global, termasuk di wilayah Kalimantan Timur.
“Ada sembilan PTM yang menjadi prioritas, yaitu hipertensi, jantung, diabetes melitus, obesitas, stroke, penyakit paru obstruktif kronik, kanker payudara, kanker leher rahim, dan gangguan indera fungsional,” ujarnya.
Dalam Rakortek tersebut, Dinkes Kaltim menyoroti tren peningkatan angka kematian akibat PTM, terutama kanker, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Kondisi ini diperkirakan akan terus meningkat, terutama di wilayah dengan penghasilan menengah ke bawah.
“Peningkatan terbesar sebesar 80 persen terjadi di daerah dengan penghasilan menengah dan miskin,” jelas Jaya.
Sebagai upaya konkret, Dinkes Kaltim mengembangkan program-program pencegahan berbasis masyarakat, seperti deteksi dini melalui Posbindu PTM, edukasi tentang gaya hidup sehat, dan penyediaan layanan kesehatan yang lebih inklusif.
Selain itu, penguatan data epidemiologi juga menjadi fokus utama untuk memastikan perencanaan program berbasis bukti.
Rakortek ini juga mendorong kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pemerintah kabupaten/kota, komunitas, dan sektor swasta, guna menciptakan lingkungan yang mendukung pola hidup sehat.
Edukasi tentang pola makan sehat, pentingnya aktivitas fisik, serta pengendalian faktor risiko seperti merokok dan konsumsi alkohol terus digencarkan.
Melalui Rakortek ini, Dinkes Kaltim berharap dapat merumuskan kebijakan dan program yang lebih efektif dalam menekan angka kematian akibat PTM.
Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis komunitas, Kaltim optimis dapat mengurangi beban kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh PTM.