Divisi.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, melaksanakan kegiatan sosialisasi pelatihan dan pengembangan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) rawan bencana.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperkuat kapasitas aparatur pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana di provinsi tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Bencana, Ivan Ramdhany, menjelaskan bahwa pelatihan ditujukan kepada aparatur pemerintah, khususnya BPBD kabupaten/kota, serta perwakilan dari OPD terkait yang memiliki tanggung jawab dalam standar dan minimal penanggulangan bencana.
“Pesertanya termasuk aparatur dari sektor pendidikan, Satpol PP, dan biro pemerintahan. Output yang diharapkan adalah penyusunan rencana aksi daerah melalui program kerja masing-masing OPD,” ungkap Ivan, di Hotel Puri Senyiur, Samarinda, Rabu (17/07/2024).
Selain itu, Ivan juga menekankan pentingnya menyampaikan informasi terkait edukasi bencana kepada masyarakat.
“Kita menyiapkan aparatur untuk menyampaikan informasi edukasi bencana kepada masyarakat dengan teknik yang sesuai, mengingat masyarakat memiliki jenjang pendidikan yang berbeda-beda,” jelasnya.
BPBD Kaltim dalam kegiatan tersebut, melibatkan berbagai narasumber dari OPD terkait. BPSDM, misalnya, akan memberikan pelatihan public speaking untuk membantu aparatur menyampaikan informasi secara efektif.
Bappeda akan memberikan arahan tentang cara mendukung kerja kebencanaan, sementara Diskominfo akan memberikan panduan teknis tentang penggunaan media cetak dan elektronik untuk penyampaian informasi.
“Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi akan disampaikan secara komprehensif oleh Diskominfo, sehingga aparatur lebih paham dan mampu menjalankan tugasnya dengan baik,” jelasnya.
Lebih lanjut, terkait jumlah peserta pelatihan tahun ini dibatasi hingga 30 aparatur, mengingat keterbatasan sumber daya.
“Dokumen perencanaan penanggulangan bencana kami menargetkan 1000 peserta, namun tahun ini kami baru mampu melatih 30 aparatur. Ke depan, target kami adalah melibatkan lebih banyak masyarakat,” tuturnya.