Divisi.id – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus mengintensifkan upaya penanggulangan malaria, terutama pada kelompok pekerja migran yang memiliki risiko tinggi terjangkit penyakit tersebut.
Kelompok ini meliputi pekerja dari luar Kaltim yang beraktivitas di hutan, seperti pekerja tambang emas atau perambah hutan, yang rentan terpapar malaria karena kondisi lingkungan kerja mereka.
“Kita akan lakukan pemeriksaan malaria cepat dan pemberian obat-obatan kemoprofilaksis sebelum dan sesudah mereka masuk hutan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin.
Langkah ini menjadi salah satu bentuk intervensi Dinkes Kaltim untuk melindungi pekerja migran sekaligus mengurangi risiko penyebaran malaria di wilayah tersebut.
Dinkes Kaltim juga akan berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan para pekerja migran ini.
Perusahaan diminta untuk bekerja sama dengan puskesmas atau layanan kesehatan terdekat guna memastikan pekerja yang keluar masuk hutan mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang diperlukan.
Jaya menjelaskan bahwa sejumlah faktor risiko telah memicu tingginya kasus malaria di Kaltim.
Di antaranya adalah aktivitas malam hari di hutan, perambahan hutan, reboisasi atau rehabilitasi daerah aliran sungai, hingga kebiasaan tidak memakai kelambu saat beristirahat.
Selain itu, masuknya pekerja dari daerah endemis malaria dan kurangnya kerja sama lintas sektor dalam penanganan malaria juga menjadi perhatian serius.
Hingga saat ini, lima kabupaten/kota di Kaltim masih endemis malaria, yaitu Kutai Timur, Berau, Paser, Penajam Paser Utara (PPU), dan Kutai Barat.
Sementara itu, lima kabupaten/kota lainnya telah dinyatakan bebas malaria.
Berbagai langkah telah dan terus dilakukan oleh Dinkes Kaltim untuk mencapai target eliminasi malaria.
Langkah-langkah tersebut mencakup pelatihan penyegaran mikroskopis malaria bagi tenaga kesehatan, monitoring dan evaluasi kegiatan tatalaksana malaria, serta workshop penguatan jejaring layanan malaria di rumah sakit.
Selain itu, Dinkes Kaltim juga telah memfinalisasi Task Force Ibu Kota Nusantara (IKN) Bebas Malaria sebagai bagian dari komitmen eliminasi malaria di kawasan tersebut.
Melalui sinergi lintas sektor dan upaya yang lebih intensif, Dinkes Kaltim optimis dapat menekan angka kasus malaria dan melindungi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti pekerja migran, dari ancaman penyakit yang berpotensi mematikan ini.