Divisi.id– Terus berupaya meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Herliana Yanti, kembali melaksanakan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Soswasbang) ke-2 tahun 2024. Kegiatan itu berlangsung di Desa Gunung Makmur, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Minggu, 25 Februari 2024 pukul 15.00 Wita sampai selesai.
Dalam gelaran tersebut, Herliana Yani menghadirkan dua pemateri yang bernama Tafsir dan Adi Fitriansyah. Hal itu dilakukan guna membantunya dalam memberikan pengetahuan tentang kebangsaan kepada masyarakat. Sementara, Rosita dipercaya untuk memandu acara hingga selesai serta di ikuti oleh warga setempat.
Saat menyampaikan sambutannya, Herliana Yanti mengatakan bahwa dengan memberikan pembelajaran terkait pondasi empat pilar bangsa kepada masyarakat, generasi bangsa dapat menanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaannya terhadap tanah air.
Pun, dirinya juga menjelaskan empat konsesus/pilar Wawasan Kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (RI), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kegiatan ini untuk memberikan motivasi kepada anak bangsa untuk menjaga dan menciptakan sikap bela negara dalam diri mereka,” ucapnya.
Lebih lanjut, dirinya berharap bahwa kegiatan ini bisa menjadi motivasi dan daya dorong yang besar kepada generasi muda agar dapat menjadi generasi yang tangguh dan berkualitas.
“Serta generasi muda kita hari ini, siap untuk menerima estafet kepemimpinan dari pemimpin saat ini guna membangun generasi yang lebih maju dan sejahtera,” ujarnya.
“Bela Negara adalah sikap dan perilaku serta tindakan warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,” lanjut Herliana.
Selain itu, Dirinya juga menyampaikan bahwa globalisasi tidak bisa kita hindari, sebagai generasi muda harus selektif dalam menerima informasi. Perang pada saat ini bukan lagi perang konvensional, melainkan proxy war dengan menggunakan pihak ke tiga.
“Bahwa Bela Negara tidak identik angkat senjata banyak cara untuk bela Negara. Generasi millennial harus mempunyai jiwa yang kokoh dalam mewaspadai berbagai informasi, pengetahuan dan konten yang dapat mengubah pola pikir, mental, kepribadian dan moral bangsa,” urainya.
Kendati demikian, Dengan adanya Sumpah Pemuda sebagai Pergerakan nasional yang juga merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang dimulai sejak lahirnya organisasi-organisasi modern sampai terbentuknya nation state Indonesia tahun 1945.
“Pergerakan nasional dapat dianggap sebagai gerakan ekonomi, sosial, politik, dan kultural yang memperjelas motivasi dan orientasi aktivitas organisasi pergerakan,” pungkasnya.(*)