160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
Iklan

Pelatih Black Bee Archery: Presisi dan Akurasi Tak Bisa Dikejar Tanpa Jam Terbang

M. Ali Syahbana, Pelatih Black Bee Archery Club.
750 x 100 AD PLACEMENT

Divisi.id – Tantangan besar dalam pembinaan atlet panahan muda di Kalimantan Timur adalah keterbatasan waktu latihan yang bertabrakan dengan jadwal pendidikan formal. Hal ini dirasakan langsung oleh M. Ali Syahbana, pelatih dan pemilik Black Bee Archery Club, yang harus menyiasati agar pembinaan tetap berjalan meski waktu latihan terbatas.

Ali mengungkapkan bahwa jam belajar anak-anak sangat menyita waktu latihan. Mayoritas atlet baru bisa berlatih sore hari atau hanya di akhir pekan, membuat klub tidak dapat menerapkan target teknik secara optimal setiap harinya.

“Satu-satunya adalah waktu, karena mereka bertabrakan dengan jam pendidikan. Tadi yang saya bilang, jam setengah lima baru bisa latihan, jam empat baru bisa latihan. Hanya di akhir pekan, Sabtu Minggu, mereka bisa memaksimalkan latihan,” katanya.

Padahal, menurut standar nasional, latihan ideal bagi atlet panahan membutuhkan volume tembakan hingga ratusan anak panah per hari. Dengan waktu yang ada, para atlet Black Bee hanya mampu menembakkan seperempat dari jumlah yang seharusnya.

“Untuk sehari, untuk bisa mencetak sang juara itu, minimal 400 anak panah. Mereka 100 pulang. Karena waktu nggak ada. Makanya saya buat rekayasa program tadi. Itulah bedanya Black Bee dengan klub lain,” jelasnya.

Ali menegaskan bahwa panahan adalah olahraga yang membutuhkan latihan konsisten dan repetitif. Dengan volume latihan yang kurang, otomatis perkembangan teknik menjadi lebih lambat dan tidak bisa mencapai otomatisasi gerakan yang sempurna.

Ia menyebut bahwa otomatisasi adalah kunci dalam panahan: ketika seorang atlet dapat menembak dengan teknik terbaik tanpa berpikir panjang, hanya mengandalkan insting dan latihan yang sudah mengakar.

“Otomatisasi tadi, dia melakukan teknik terbaik tanpa mikir. Dia melakukan teknik tadi betul-betul spontan, tanpa mikir, dengan konsistensinya akurat sekali,” tegas Ali.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa untuk mencapai presisi dan akurasi, seorang atlet harus mendapatkan presisi teknik terlebih dahulu. Dan itu hanya bisa dicapai melalui latihan rutin dalam jumlah besar.

“Panahan ini mengutamakan presisi dan akurasi. Presisi dulu dapat, baru akurasi. Presisi ini bukan mengenai alat saja, tapi juga tekniknya. Kalau presisi teknik dapat, insyaallah akurasi dapat,” ujarnya.

Ali berharap ke depan ada kebijakan yang lebih fleksibel untuk atlet pelajar, agar mereka punya ruang waktu yang cukup untuk berlatih maksimal dan mengejar standar teknik yang ideal.

750 x 100 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terbaru
930 x 180 AD PLACEMENT