Divisi.id – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penurunan jumlah desa dengan status tertinggal berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM). Tahun ini, tersisa lima desa yang memiliki status tertinggal.
Tahun sebelumnya terdapat 17 desa tertinggal di Kaltim, posisi desda tertinggal terbanyak sebelumnya berada di Kabupaten Mahulu, dengan total delapan desa.
“Penurunan jumlah desa tertinggal karena adanya penanganan dari berbagai indikator baik sosial, ekonomi, maupun lingkungan,” ujar Tenaga Ahli (TA) Pendataan IDM Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Provinsi Kaltim, Meydi Perangin Angin.
Sisa lima desa atau kampung dengan status tertinggal adalah Kampung Mapulu di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, serta empat kampung di Kecamatan Bongan, Kabupaten Kutai Barat, yaitu Kampung Gerungung, Tanjung Soke, Deraya, dan Kampung Lemper.
Meydi menjelaskan bahwa keberhasilan menurunkan jumlah desa tertinggal ini berkat kerja sama antara berbagai pihak, mulai dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMD) Kaltim, dinas terkait di tingkat Kaltim hingga kabupaten, kecamatan, para pendamping desa, hingga pemerintah desa yang melibatkan masyarakat.
Dalam konteks penilaian IDM, terdapat tiga indikator utama, yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE), dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL). Indikator yang mendapat penanganan intensif tahun lalu hingga pertengahan tahun ini adalah IKL.
“Bencana memang sulit dihindari dan ada yang tidak bisa dihindari, tapi kita bisa melakukan mitigasi untuk meminimalisir dampaknya, seperti dengan membuat papan peringatan, tanda dan arah titik kumpul penyelamatan, melakukan simulasi kebencanaan dan lainnya,” beber Meydi.
Sedangkan lima desa yang masih memiliki status tertinggal saat ini berkaitan dengan infrastruktur yang minim, terutama jalan, serta kurangnya sarana prasarana pendidikan dan kesehatan.
Upaya dilakukan untuk memenuhi kekurangan ini dan memastikan desa-desa tersebut dapat berkembang secara berkelanjutan.