Divisi.id – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) terus mengintensifkan berbagai program imunisasi untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), khususnya campak dan rubella.
Meski program seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) telah dilaksanakan, capaian di beberapa daerah masih rendah, menunjukkan banyak anak yang belum menerima imunisasi lengkap.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menegaskan pentingnya langkah kolektif dalam penanganan KLB PD3I.
Untuk itu, Dinkes Kaltim berharap Dinas Kesehatan tingkat kabupaten/kota dapat mengambil langkah strategis, terutama dalam menentukan wilayah prioritas dan sasaran imunisasi.
“Penanggulangan KLB memerlukan perencanaan yang matang, termasuk pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) untuk campak di wilayah masing-masing,” kata Jaya.
ORI merupakan salah satu langkah responsif yang dirancang untuk menghentikan penularan penyakit di wilayah dengan cakupan imunisasi rendah.
Program ini mengutamakan imunisasi bagi anak-anak di daerah yang rentan, guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dinkes Kaltim juga mendorong seluruh kabupaten/kota untuk memanfaatkan data epidemiologi dalam merencanakan pelaksanaan imunisasi yang lebih efektif.
Selain langkah teknis, Dinkes Kaltim mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, untuk bersama-sama memperkuat upaya pencegahan.
“Mari kita bergandengan tangan dan bekerja sama menuju dunia yang lebih aman dan sehat,” ujar Jaya.
Dalam mendukung pelaksanaan program imunisasi, Dinkes Kaltim juga meningkatkan koordinasi dengan puskesmas, sekolah, dan komunitas lokal untuk memperluas jangkauan layanan imunisasi.
Edukasi kepada masyarakat terus digencarkan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya imunisasi lengkap bagi kesehatan anak-anak.
Dengan kolaborasi yang kuat, Dinkes Kaltim optimis dapat meningkatkan cakupan imunisasi rutin dan menekan angka KLB PD3I, termasuk campak dan rubella, di wilayahnya.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Dinkes Kaltim untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi generasi mendatang.