Divisi.id – Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kalimantan Timur (Kaltim) menyoroti kebutuhan mendesak akan sistem rujukan maternal dan neonatal yang lebih efektif dan responsif
Menyikapi tantangan tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kaltim, menginisiasi penyusunan kesepakatan rujukan kesehatan ibu dan anak antar kabupaten/kota.
Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin, menyampaikan bahwa sistem rujukan yang baik akan meningkatkan akses dan kualitas pelayanan maternal dan neonatal di Kaltim.
“Kerja sama lintas sektor sangat diperlukan dalam menciptakan sistem rujukan yang terintegrasi dan responsif terhadap kasus-kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal,” ungkap Jaya.
Menurutnya, sistem yang efektif sangat berperan dalam memastikan pasien mendapatkan penanganan yang diperlukan, terutama dalam situasi darurat.
Alur rujukan yang terstruktur diharapkan mampu mempercepat penanganan kasus-kasus kegawatdaruratan dengan merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang tepat secara cepat dan efisien.
Dinkes Kaltim juga berharap agar seluruh pemangku kepentingan dari berbagai sektor, termasuk BPJS, rumah sakit, dan organisasi medis, dapat bekerja sama untuk menyepakati alur rujukan yang efisien, sehingga mampu meningkatkan akses dan pemerataan layanan kesehatan ibu dan anak di seluruh wilayah Kaltim.