Divisi.id – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) meski tidak termasuk wilayah endemis malaria, setiap bulan secara rutin melaporkan kasus impor malaria yang berasal dari daerah sekitarnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P) di Dinas Kesehatan Kukar, Sri Suharti menjelaskan bahwa pihaknya terus menangani kasus malaria bulanan, meskipun kasus tersebut diimpor.
Warga Kukar yang bekerja di daerah tetangga, seperti Penajam Paser Utara (PPU), Sangatta, atau Kutai Barat (Kubar), terinfeksi malaria di wilayah tersebut, dan setelah kembali ke Kukar, baru mengalami gejala atau sakit.
“Kukar sendiri bukan merupakan wilayah endemis untuk malaria, namun setiap bulannya kami selalu menangani kasus malaria. Seperti di bulan oktober ini saja, kami sudah menerima 2 pasien impor dari wilayah PPU,” ungkap Sri Suharti.
Sri Suharti mencatat sejak Januari hingga Oktober, mereka telah menangani sekitar 63 kasus malaria, di mana 80 persennya berasal dari impor wilayah PPU.
Sri Suharti mengklaim bahwa situasi tersebut sebenarnya tidak menjadi masalah besar.
Ia menambahkan, selain memberikan pelayanan, pihaknya secara rutin melakukan skrining, memastikan bahwa warga yang tertular dapat segera mendapatkan penanganan medis dengan cepat.
“Meski kami bukan wilayah endemis, tapi kami tetap siaga. makanya di setiap kesempatan kami rutin melakukan pemeriksaan terhadap warga Kukar. sehingga jika ditemukan penyakit menular maupun tidak menular kami bisa melakukan pelayanan secepatnya terlepas dari agenda sosialisasi,” pungkasnya.