Divisi.id – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) menegaskan komitmennya untuk menekan angka prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui pendekatan edukasi gaya hidup sehat dan deteksi dini yang lebih masif.
Dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Tahun 2024, Dinkes Kaltim menyampaikan pentingnya perubahan perilaku masyarakat sebagai kunci utama pencegahan PTM.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menekankan bahwa pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta penggunaan tembakau dan alkohol menjadi faktor risiko utama PTM di wilayah tersebut.
“Program seperti pentingnya berolahraga, pola makan sehat, dan bahaya merokok harus menjadi bagian dari upaya kita untuk bisa menurunkan prevalensi PTM,” ungkapnya.
Sebagai langkah konkret, Dinkes Kaltim akan menggiatkan skrining dini untuk mendeteksi faktor risiko PTM pada masyarakat.
Pemerintah menargetkan program pemeriksaan kesehatan gratis pada tahun 2025 untuk seluruh penduduk sesuai dengan kelompok usia.
Program ini bertujuan mengidentifikasi risiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, dan kanker sejak dini, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih efektif.
Edukasi gaya hidup sehat juga menjadi fokus utama dalam program Dinkes Kaltim, seperti kampanye intensif tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan ideal, serta aktivitas fisik secara teratur akan digalakkan melalui berbagai media dan komunitas.
Selain itu, Dinkes Kaltim mendorong puskesmas dan rumah sakit untuk menjadi pusat edukasi kesehatan yang terintegrasi bagi masyarakat.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya mengetahui risiko PTM, tetapi juga terlibat aktif dalam mengubah gaya hidup mereka untuk menjadi lebih sehat,” tambah Jaya.
Ia juga menyebutkan bahwa pencegahan berbasis masyarakat harus menjadi prioritas, karena peran aktif warga dapat membantu menekan beban kesehatan secara keseluruhan.
Melalui pendekatan kolaboratif, termasuk dengan sekolah, tempat kerja, dan komunitas lokal, Dinkes Kaltim berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat.
Langkah ini diyakini akan menurunkan prevalensi PTM yang selama ini menjadi ancaman besar terhadap kualitas hidup masyarakat di Kaltim.