Dinkes Kaltim Ungkap Pola Asuh dan ASI Eksklusif Kunci Kurangi Stunting

Divisi.id – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim), Dr. dr. H. Jaya Mualimin, menekankan pentingnya pola asuh yang baik untuk mencegah stunting pada anak.

Salah satu langkah utama adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Menurutnya, ASI merupakan sumber nutrisi terbaik yang dapat mendukung pertumbuhan optimal bayi dan melindunginya dari resiko kekurangan gizi kronis.

“ASI eksklusif selama enam bulan sangat penting. Dalam periode ini, bayi tidak memerlukan tambahan makanan atau minuman lain, termasuk air putih. Kandungan gizi dalam ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan mendukung sistem kekebalan tubuhnya,” jelas Dr. Jaya.

Sayangnya, pola asuh yang kurang tepat seringkali menyebabkan bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif.

Banyak ibu, terutama yang bekerja, terpaksa menghentikan pemberian ASI lebih awal. Hal ini berdampak pada pertumbuhan bayi, karena mereka kehilangan sumber nutrisi utama yang dibutuhkan selama periode emas pertumbuhan.

Baca Juga:

Tingkatkan Kualitas Layanan, Pemprov Kaltim Hibahkan 22 Kendaraan Kesehatan

“Dulu, budaya kita mendukung pemberian ASI hingga jangka waktu lama. Namun, sekarang banyak ibu yang hanya memberikan ASI selama satu bulan atau bahkan kurang karena harus kembali bekerja. Ini menjadi tantangan besar yang perlu kita atasi bersama,” ungkap Dr. Jaya.

Selain menjadi sumber nutrisi, ASI juga memberikan perlindungan kesehatan. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif lebih rentan terhadap berbagai infeksi, seperti diare dan pneumonia.

Infeksi tersebut dapat memperburuk status gizi bayi, yang pada akhirnya meningkatkan risiko stunting.

“Pemberian ASI eksklusif adalah investasi besar bagi masa depan anak-anak kita. Dengan kolaborasi semua pihak, mulai dari keluarga hingga pemerintah, kita bisa mengurangi angka stunting secara signifikan dan menciptakan generasi yang lebih sehat di Kalimantan Timur,” tutup Dr. Jaya.

Baca Juga:

Kaltim Depresi Tertinggi Kedua Nasional, Dinkes Lakukan Analisis