Divisi.id – Kepala Desa Loa Duri Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara, Fakhri Arsyad, mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi dalam penanganan stunting di wilayahnya.
Salah satu kendala utama adalah rendahnya kunjungan anak-anak ke posyandu, tempat yang seharusnya menjadi pusat pelayanan kesehatan masyarakat.
Menurutnya, anak-anak yang jarang datang ke posyandu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka stunting di desa tersebut.
“Anak-anak yang tidak mau datang ke posyandu menjadi tantangan bagi kami dalam menangani stunting. Oleh karena itu, kami melakukan upaya untuk mendatangi anak-anak yang tidak aktif ke posyandu untuk dimonitor, dan dari situ ditemukan banyak yang terindikasi stunting, sebanyak 72 anak,” ujar Fakhri Arsyad.
Selain itu, kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya kunjungan ke posyandu juga menjadi faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan anak-anak.
Fakhri menjelaskan bahwa pihak desa telah membentuk grup untuk mengingatkan para orang tua apabila ada kegiatan posyandu serta melakukan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat dan pentingnya kunjungan ke posyandu.
“Kami telah membentuk grup dan melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kunjungan ke posyandu. Namun, pemahaman ini masih perlu ditingkatkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Fakhri juga menyebutkan bahwa akses ke posyandu sudah cukup mudah dan bangunannya juga sudah layak.
Meskipun demikian, pihaknya berencana untuk membangun lagi posyandu baru pada tahun ini guna mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berada di daerah yang lebih jauh.
“Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, kami berencana untuk membangun posyandu baru pada tahun ini. Harapannya, dengan adanya posyandu yang lebih banyak, pelayanan kesehatan dapat lebih mudah diakses oleh seluruh masyarakat, terutama yang berada di daerah yang jauh,” tutupnya.