
Divisi.id – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK), mengadakan pertemuan untuk memantau dan mengevaluasi program imunisasi di seluruh Kota Balikpapan.
Hasil evaluasi tersebut akan menjadi dasar untuk merancang rencana kegiatan di tahun berikutnya.
Kepala DKK Balikpapan, dr. Andi Sri Juliarty, menjelaskan bahwa pemantauan dan evaluasi pencapaian program imunisasi dilakukan setiap akhir triwulan tahun.
“Monev program imunisasi se Kota Balikpapan pasti dilakukan di akhir tahun, dimana ini akan menjadi program percepatan, jika ditemukan gap pada kegiatan imunisasi, dan hasil monev juga menjadi dasar menyusun perencanaan di tahun depan,” ungkap dr. Andi.
Dr. Andi menjelaskan bahwa meskipun ada program-program baru dan inovasi, program imunisasi dasar tetap menjadi prioritas dan wajib dilaksanakan.
Ia juga mengajak petugas lapangan untuk mengejar ketinggalan dalam pelaksanaan imunisasi.
Dio, sebutan akrabnya, menekankan perkuatan pada program imunisasi dasar yang komprehensif, termasuk menargetkan sasaran imunisasi yang baru.
“Jangan sampai nanti muncul (imunisaai) HPV, PCV, kita lupa yang imunisasi dasar janga sampai ketinggalan,” tuturnya.
Ia menyatakan bahwa pemberian imunisasi dasar menjadi perhatian utama saat ini dan perlunya memastikan bahwa semua anak menerima imunisasi dasar selama masa bayi dan melanjutkannya hingga usia balita di bawah dua tahun.
“Pada saat bayi harus lengkap kita harus melanjutkan pemberian imunisasi pada usia balita dibawah 2 tahun,” tekannya.
Pihaknya mencatat bahwa tingkat partisipasi dalam imunisasi lanjutan masih rendah, khususnya di puskesmas dan DKK Balikpapan.
Kemudian, program imunisasi anak sekolah juga menjadi fokus, dengan pemberian imunisasi rutin pada kelas 2 dan kelas 5 dengan selang waktu setahun.
“Cakupan-cakupan imunisasi mulai dari bayi, balita sampai bias menjadi bagian imunisasi rutin lengkap yang juga jadi harapan Kemenkes yang menjadi indikator keberhasilan imunusasi di daerah,” tambahnya.
Dio menegaskan bahwa program imunisasi tidak hanya berfokus pada anak-anak, melainkan juga melibatkan wanita usia subur, calon pengantin, dan ibu hamil.
Dio menambahkan bahwa masih ada sekitar 22 persen atau 500 pelajar yang menderita anemia atau kekurangan zat besi. Kondisi ini dapat memengaruhi penurunan sel darah merah atau hemoglobin.
“Bapak Wali Kota juga telah mencanangkan program memi¬num vitamin ini sepekan sekali di