Divisi.id – Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kalimantan Timur (Kaltim), Mispoyo, menyatakan harapannya terhadap gerakan intervensi serentak penimbangan bayi sebagai upaya pencegahan stunting di daerah tersebut.
Menurutnya, untuk mencapai tujuan tersebut, penimbangan bayi harus dilakukan secara menyeluruh, yaitu mencapai 100%, dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil juga harus mencapai angka yang sama.
“Ketika bayi yang ditimbang terindikasi stunting, intervensi harus segera dilakukan. Jika bayi tersebut sakit, perlu diobati, dan jika kurang gizi, harus diberi makanan tambahan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka stunting bisa menurun,” ungkap Mispoyo, saat diwawancarai di Hotel Grand Sawit, Senin (15/07/2024).
Namun, Ia mengungkapkan bahwa dari data yang ada, penimbangan bayi di Kaltim baru mencapai sekitar 66%, artinya masih ada sekitar 34% bayi yang belum ditimbang.
“Saya berpikiran positif bahwa mungkin kekurangan ini disebabkan oleh kurangnya tenaga di sekitar 5.000 posyandu yang ada di Kaltim. Usaha dari dinas kesehatan, DPMPB, dan BKKBN untuk melakukan penimbangan bayi memang sudah ada, tetapi untuk mencapai 100%, kita membutuhkan bantuan dari dinas pendidikan,” jelasnya.
Mispoyo melihat potensi besar dari keterlibatan pelajar dan guru dalam gerakan tersebut.
“Kita memiliki sekitar 170 ribu siswa SMA dan SMK. Jika mereka dibekali pengetahuan tentang stunting dan peduli terhadap masalah ini, mereka bisa minimal menggerakkan ibu hamil atau mengajak anak-anak yang belum ke posyandu untuk datang ke posyandu,” ujarnya.
Selain itu, Ia menyebutkan ada sekitar 12.000 guru, baik PNS maupun non-PNS, serta 485 sekolah SMA, SMK, dan SLB di Kaltim.
“Ketika posyandu tidak aktif, sekolah-sekolah bisa mengambil alih peran ini sehingga cakupan penimbangan bayi bisa mencapai 100%,” ucapnya.
Ia mengatakan, ketika 100% bayi sudah ditimbang dan 100% ibu hamil sudah memeriksakan diri, jika tidak ada masalah, stunting bisa dihentikan.
“Namun, jika hasil penimbangan menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara berat badan dan tinggi badan yang mengarah ke stunting, itu adalah tanda bahwa intervensi harus dilakukan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mispoyo juga menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam upaya penanggulangan stunting.
“Dengan sinergi yang baik antara dinas pendidikan, dinas kesehatan, DPMPB, BKKBN, dan partisipasi aktif masyarakat, saya yakin masalah stunting di Kaltim bisa diatasi dengan efektif,” pungkasnya.(*)