160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
Iklan

Pemangkasan Anggaran Menyentuh Pokir dan SKPD, Kaltim Sesuaikan Diri dengan Kondisi Fiskal

Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud.
750 x 100 AD PLACEMENT

Divisi.id – Penyesuaian anggaran tahun 2026 di Kalimantan Timur tidak hanya berdampak pada bantuan keuangan daerah, tetapi juga menyentuh pokok-pokok pikiran anggota DPRD serta anggaran di berbagai satuan kerja perangkat daerah. Pemerintah dan DPRD memastikan seluruh sektor harus menyesuaikan diri dengan kondisi fiskal yang menurun.

Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, menyebut bahwa pemangkasan tak bisa dihindari mengingat adanya pengurangan pendapatan yang signifikan. Pokir dan kebutuhan di SKPD termasuk bagian yang harus disesuaikan.

“Termasuk pokir. Makan dikecilkan,” ujar Hasanuddin saat diwawancarai dalam pembahasan anggaran.

Ia menjelaskan bahwa pokok pikiran DPRD yang biasanya menjadi dasar berbagai kegiatan berbasis aspirasi masyarakat kini harus dikurangi volumenya. Menurutnya, efisiensi tersebut dilakukan agar APBD tetap seimbang.

“Pokir kita sesuaikan. Tidak bisa seperti tahun sebelumnya karena ruang fiskalnya mengecil,” katanya.

Selain pokir, penyesuaian besar juga terjadi pada anggaran SKPD. Setiap dinas harus menghitung ulang prioritas program dan menentukan mana yang bisa ditunda atau disederhanakan.

“Nanti SKPD proporsional, beberapa spek lagi SKPD kita sesuaikan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pemangkasan ini harus dilakukan secara merata dan terukur. SKPD yang memiliki banyak program non-mandatori kemungkinan akan terkena pengurangan paling tinggi.

“Kita lihat mana kegiatan yang wajib dan mana yang bisa dikurangi. Yang tidak mendesak mungkin ditunda,” jelas Hasanuddin.

Menurutnya, efisiensi anggaran bukan berarti menghentikan seluruh program, melainkan menyesuaikan skala pelaksanaannya. Pemerintah daerah tetap berupaya mempertahankan program utama yang memberi dampak langsung kepada masyarakat.

“Kegiatan tetap akan berjalan, tapi skalanya turun. Ini soal kemampuan anggaran,” ujarnya.

Penyesuaian pokir anggota DPRD juga menjadi bagian dari upaya menjaga integritas kebijakan fiskal daerah. Hasanuddin menegaskan bahwa DPRD tidak boleh menuntut lebih besar di saat pemerintah daerah harus melakukan penghematan.

“Kita di DPRD juga harus menyesuaikan. Tidak etis kalau kita minta besar sementara sektor lain dipotong,” katanya.

Ia menegaskan bahwa pembahasan anggaran masih berlangsung dan kemungkinan besar akan ada perubahan detail pada setiap pos, termasuk pokir dan alokasi untuk SKPD.

“Kalau sudah clear angkanya nanti kita umumkan. Sekarang masih dihitung ulang,” ujarnya lagi.

Hasanuddin berharap masyarakat memahami bahwa pengurangan di banyak sektor merupakan dampak dari kondisi fiskal nasional dan daerah yang menurun, terutama akibat berkurangnya dana transfer.

“Situasi ini harus kita hadapi bersama. Kita tetap prioritaskan kebutuhan yang mendesak,” pungkasnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terbaru
930 x 180 AD PLACEMENT