Divisi.id – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Samarinda memperoleh kehormatan sebagai pelopor dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di Kalimantan Timur (Kaltim). Keberanian dan inovasi sekolah ini terbukti ketika Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim menunjuknya sebagai sekolah pertama yang mengadopsi Kurikulum Merdeka.
Meskipun memiliki total 18 rombongan belajar, dengan pembagian 6 rombel di setiap angkatan, SMAN 8 Samarinda membuktikan bahwa ukuran bukanlah penghalang untuk menjadi pelopor perubahan dalam dunia pendidikan.
Kepala SMAN 8 Samarinda, Nurhayati, menyampaikan bahwa pada tahun 2021, bersama SMA 11 Samarinda dan SMA Kristen Sunodia Samarinda, sekolah ini menjadi salah satu pionir dalam mengadopsi Kurikulum Merdeka, menjadi sekolah pertama di Kaltim yang menerapkannya.
“Hanya ada 3 angkatan pertama di Kaltim, jadi kamilah yang menjadi pionir implementasi kurikulum Merdeka,” ujar Nurhayati.
Keputusan ini diambil atas pertimbangan untuk memajukan penerapan kurikulum nasional yang dijadwalkan akan diterapkan pada tahun 2024. Nurhayati mengungkapkan bahwa pada tahun ajaran 2022-2023, 90 persen sekolah di Kaltim telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Artinya, mengapa harus menunggu nanti sedangkan kita bisa lebih awal,” tutur Nurhayati.
SMAN 8 Samarinda, bersama dua sekolah lainnya, saat ini telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka secara menyeluruh hingga kelas 12. Ini menjadi perbedaan signifikan dengan sekolah lain yang masih fokus pada kelas 11 dalam menerapkan kurikulum ini.
Sebagai hasilnya, SMAN 8 Samarinda dan dua sekolah lainnya diakui sebagai pelopor Kurikulum Merdeka di Kaltim, menjadikannya tujuan bagi banyak sekolah lain yang ingin berbagi pengalaman.
“Kami menerima banyak kunjungan, baik terkait masalah dan bagaimana menjalani Kurikulum Merdeka,” ungkapnya.
Nurhayati juga mencatat bahwa SMAN 8 Samarinda dan dua sekolah lainnya mendapatkan pendampingan langsung dari pusat, termasuk dukungan pendanaan dan panduan seputar Kurikulum Merdeka.
Pendampingan ini melibatkan coaching online dan offline, loka karya, dan bimbingan selama 3 tahun, dari 2021 hingga 2023, sebelum sekolah dikembalikan kepada daerah.
“Dengan menjadi 3 sekolah inovatif, kami telah sepenuhnya mengadopsi Kurikulum Merdeka, tidak lagi menggunakan K13,” pungkasnya.
Dengan keberanian dan inovasi ini, SMAN 8 Samarinda memberikan inspirasi dan teladan bagi sekolah lain dalam menerapkan perubahan positif dalam dunia pendidikan.
Adv/Disdikpora Kaltim