
Divisi.id, Samarinda– Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh Komisi III DPRD Kota Balikpapan membahas persoalan genangan air yang terjadi di beberapa kawasan perumahan. Dalam pertemuan tersebut, pengembang Daun Village menunjukkan itikad baik dengan membangun bozem atau sistem drainase untuk mengatasi masalah tersebut.
Sebaliknya, pengembang Griya Permata Asri (GPA) tidak hadir dalam pertemuan tersebut, meskipun dianggap bertanggung jawab atas genangan air di daerah tersebut.
Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Yusri, menegaskan bahwa GPA telah melanggar rencana tata ruang dengan tidak membangun bozem sebagaimana yang telah ditetapkan dalam set plan awal.
“Dalam set plan, lokasi yang kini menjadi perumahan seharusnya adalah bozem. Namun, GPA malah membangun rumah di sana, sehingga menyebabkan genangan air yang merugikan warga sekitar,” ujar Yusri usai RDP pada Senin, 24/2/2025.
Ketiadaan GPA dalam pertemuan ini menjadi sorotan utama, mengingat banyak warga yang terdampak mengeluhkan dampak buruk dari kebijakan yang diambil oleh pengembang tersebut.
DPRD Kota Balikpapan berencana untuk melakukan kunjungan lapangan guna meninjau langsung kondisi di lokasi serta memastikan langkah-langkah penyelesaian yang harus diambil oleh pihak terkait.
Menurut Yusri bahwa setiap kali hujan turun, air menggenang di sekitar rumah warga karena tidak adanya sistem drainase yang memadai.
“Kami sangat berharap GPA segera mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi ini. Jangan sampai warga terus dirugikan akibat kelalaian pengembang,” harapnya.
Sementara itu, lanjut dia bahwa pihak pengembang Daun Village yang turut hadir dalam pertemuan menunjukkan komitmennya untuk membangunkan bozem diarea sekitar perumahan GPA yang sesuai dengan rencana tata ruang.
Oleh karena itu, DPRD Kota Balikpapan, khusunya komisi III memberikan apresiasi, karena dapat menjadi contoh bagi pengembang lain dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan kepentingan masyarakat.
Dengan adanya rencana kunjungan lapangan, DPRD berharap bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas terkait permasalahan yang ada serta mendesak GPA untuk segera bertanggung jawab.
“Warga pun menunggu langkah konkret dari pengembang agar masalah genangan air ini bisa segera terselesaikan,” pungkasnya.