Divisi.id – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur (Kaltim), Budi Widihartanto, menyoroti masalah keterbatasan suplai pangan di Kaltim yang beberapa daerahnya sulit menanam tanaman pangan tertentu.
Budi menegaskan pentingnya memperhatikan isu tersebut, terutama dengan adanya pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim yang berpotensi meningkatkan jumlah penduduk atau pendatang secara signifikan mulai tahun 2024.
Menurutnya, dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan pokok termasuk pangan diperkirakan akan meningkat drastis, yang dapat mendorong kenaikan harga.
“Semakin tinggi permintaan, kemungkinan potensi harga semakin naik,” ucap Budi di Samarinda, beberapa waktu lalu.
Budi juga menekankan pentingnya perencanaan yang matang guna menjaga wilayah yang masih produktif untuk sektor pertanian.
Ia mendorong Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan pimpinan daerah untuk menetapkan wilayah-wilayah yang difokuskan untuk tanaman pangan.
Langkah tersebut diharapkan dapat mencegah tanah-tanah produktif dari eksploitasi untuk sektor lain seperti pertambangan atau perkebunan sawit, yang dapat mengurangi area tersedia untuk tanaman pangan.
“Sektor pertanian ini harus benar-benar dijaga agar tidak dimanfaatkan untuk sektor lain,” tegasnya.
Kemudian, Ia menekankan bahwa pemerintah harus memprioritaskan lahan untuk pertanian, mengingat harga pangan yang semakin meroket di tengah kebijakan ketat negara-negara yang semakin membatasi sektor pangannya.
Budi juga berharap persentase tanaman pangan bisa terus dikembangkan di Kaltim, meskipun produktivitasnya tidak setinggi di pulau lainnya.
“Dengan adanya produksi tanaman pangan sendiri, paling tidak bisa stabilisasi harga pangan di Kaltim,” tutupnya.(*)