
Divisi.id – Masalah stunting dan kemiskinan menjadi perhatian khusus Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Sugiyono. Ia menilai kedua persoalan ini saling terkait dan hanya dapat diatasi secara efektif jika semua pemangku kepentingan, termasuk legislator, terlibat langsung.
Sugiyono menyebutkan, saat melakukan reses di daerah pemilihannya, ia selalu menyelipkan perhatian pada isu pendidikan dan kesehatan sebagai bagian dari strategi pengentasan stunting. Menurutnya, kedua hal tersebut merupakan indikator penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Untuk mengurangi kemiskinan dan stunting, pendekatannya memang harus bersama-sama, terutama melalui pendidikan. Kalau pendidikannya baik, otomatis pendapatan masyarakat akan meningkat,” ujar Sugiyono dalam wawancara usai reses.
Ia menekankan bahwa penanggulangan stunting tidak cukup hanya mengandalkan program pemerintah, melainkan juga membutuhkan kesadaran kolektif. Akses pendidikan dan gizi yang baik harus menjadi prioritas bersama.
Menurut Sugiyono, stunting bukan sekadar masalah tubuh pendek, tapi juga menyangkut kecerdasan dan masa depan generasi. Oleh karena itu, investasi sejak dini dalam bentuk pendidikan dan kesehatan sangat penting.
Dalam pengamatannya, banyak keluarga kurang mampu seringkali harus memilih antara menyediakan makanan sehat atau membiayai pendidikan anak. Karena itu, Sugiyono mengingatkan pentingnya keberpihakan anggaran untuk kebutuhan dasar masyarakat.
Ia juga menyampaikan bahwa pendekatan humanis sangat diperlukan dalam menyelesaikan persoalan stunting. Para legislator, menurutnya, tidak boleh hanya mengandalkan data dan rapat, tapi harus turun langsung melihat kondisi di lapangan.
“Kalau untuk hal-hal seperti itu, kita harus menjaga dan membantu. Jangan sampai anak-anak, misalnya yang sedang menyelesaikan skripsi, tidak bisa membayar biaya pendidikan. Kita harus turun tangan membantu mereka. Mungkin bagi kita tidak seberapa, tapi bagi mereka sangat berarti,” ujarnya memberi contoh kecil bentuk keterlibatan.
Sugiyono menegaskan, kemiskinan, stunting, dan putus sekolah adalah masalah yang saling berkaitan dan harus diatasi secara sistemik. Pendidikan, menurutnya, adalah kunci utama untuk memutus rantai tersebut.
Ia berharap semua anggota DPRD memiliki kepekaan yang sama terhadap isu kemanusiaan seperti ini. Kepedulian tersebut, kata Sugiyono, harus menjadi ruh dalam setiap kebijakan dan anggaran yang disusun.
“Pokoknya, kalau sudah bisa mengurangi kemiskinan, anti kemiskinan itu tercapai. Intinya supaya adik-adik itu bisa melanjutkan sampai kuliah,” pungkasnya.