Divisi.id – Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Balikpapan menerapkan sistem penilaian guna memastikan kualitas pembelajaran dalam pelatihan barista.
Instruktur jurusan barista, Jonathan Wibisono, mengungkapkan bahwa sistem penilaian mencakup ujian tertulis dan ujian praktek.
“Peserta pelatihan akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam membuat caffe latte, menyajikan manual brew, dan menciptakan minuman kreatif,” ungkap Jonathan.
Jonathan menjelaskan bahwa nilai terkecil yang diharapkan dari setiap peserta adalah 70. Jika peserta mendapatkan nilai di atas 70, berarti dianggap kompeten.
“Dengan menetapkan nilai minimal 70, kita dapat memastikan bahwa peserta memiliki pemahaman dan keterampilan praktis yang diperlukan dalam dunia barista. Ini menjadi tolok ukur untuk menilai tingkat kompetensi mereka,” tambahnya.
Kemudian, Jonathan menyatakan bahwa setiap langkah dalam proses pembuatan kopi, mulai dari teknik membuat caffe latte hingga minuman kreasi, akan dinilai secara cermat.
“Saya percaya bahwa kombinasi ujian tertulis dan ujian praktek memberikan gambaran holistik tentang kemampuan peserta. Sehingga, sistem penilaian ini tidak hanya mengukur pengetahuan, tetapi juga keterampilan mereka dalam menerapkannya dengan baik dalam praktik sehari-hari,” tuturnya.
Wartawan: Khairunnisa
Editor: Rian Romidon