Divisi.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar pelatihan penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal (PKMN) untuk dokter umum, bidan, dan perawat di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) primer di Kabupaten Berau.
Tujuan dari pelatihan tersebut adalah untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Kepala Dinkes Kaltim, Jaya Mualimin, menyampaikan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.
“Berdasarkan hasil survei penduduk antar sensus (SUPAS) 2015, AKI di Indonesia adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB adalah 24 per 1.000 kelahiran hidup,” ujar Jaya.
Menurut Jaya, salah satu faktor penyebab kematian ibu dan bayi adalah komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.
Komplikasi tersebut dapat dicegah dan ditangani jika tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini, memberikan pertolongan pertama, melakukan tindakan stabilisasi pasien, dan merujuk ke rumah sakit jika diperlukan.
“Untuk itu, kami mengadakan pelatihan PKMN yang komprehensif dan tepat sasaran bagi tenaga kesehatan di Fasyankes primer dari Kabupaten Berau,” tuturnya.
Jaya menjelaskan bahwa pelatihan PKMN mencakup teori dan praktik mengenai penggunaan partograf, manajemen aktif kala II, resusitasi neonatus, pencegahan infeksi, dan rujukan efektif.
Harapannya, pelatihan tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Berau.
“Kami mengapresiasi kerjasama antara Dinas Kesehatan Kaltim dengan Balai Pengembangan Pendidikan Kesehatan (Bapelkes) Samarinda dalam penyelenggaraan pelatihan ini,” pungkasnya.