Divisi.id – Dinas Kesehatan Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyelenggarakan pertemuan orientasi bagi petugas imunisasi dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur.
Acara tersebut berlangsung di Fugo Hotel Samarinda, Senin (09/10/2023) dengan tujuan utama mempersiapkan pelaksanaan imunisasi antigen baru, yaitu Vaksin Rotavirus dan Vaksin Human papillomavirus (HPV).
Vaksin Rotavirus bertujuan untuk mencegah diare berat dan komplikasinya pada anak-anak yang disebabkan oleh virus Rota, sedangkan Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.
Kemenkes, Dr. Novayanti, menjelaskan pentingnya Vaksin Rotavirus dalam mencegah diare, yang memiliki tingkat kejadian yang cukup tinggi di Kalimantan Timur.
Ia mencatat bahwa data tahun 2020-2022 menunjukkan lebih banyak kasus di Samarinda daripada di Kutai Kartanegara (Kukar), namun belum bisa dijadikan patokan karena pengelola program mungkin belum melaporkan seluruh kasus yang ada.
”Untuk kasus rota virus untuk pencegahan diare, yang memang tinggi di Kaltim. Menurut data tahun 2020 -2022 lebih banyak di Samarinda dan Kukar. Walaupun sebenarnya itu tidak bisa diambil patokan, karena bisa saja pengelola programnya belum lapor kasusnya,” jelas Dr. Novayanti, Kamis (9/10/2023).
Dalam program pemerintah saat ini, Dr. Ivan Hariyadi mengungkapkan bahwa Vaksin HPV diberikan kepada remaja usia 11 tahun atau yang berada di kelas 5 SD, sementara Vaksin Rotavirus diberikan kepada bayi usia 2 bulan hingga 7 bulan.
”Kalau dari perencanaanya, kita menghitung sasarannya. HPV diberikan pada anak kelas 5 SD atau usia 11 tahun, sementara Rotavirus diberikan pada bayi usia 2 bulan hingga paling tinggi 7 bulan. Termasuk yang disampaikan soal penyimpanan vaksin tersebut,” ungkap Dr. Ivan Hariyadi.
Dr. Ivan Hariyadi juga menambahkan bahwa hingga saat ini, progres pemberian Vaksin Rotavirus telah mencapai sekitar 80 persen, begitu juga dengan Vaksin HPV.
“Sampai saat ini progresnya sekitar 80 persen sudah kita berikan untuk vaksin rotavirus. Begitu juga dengan HPV, kita sasar remaja cewek kelas 5 SD, dimana manfaat dari vaksin ini akan dirasakan setelah remaja tersebut menikah. Karena proses kanker itu kan jangka panjang, makanya program ini memang diberikan pada anak usia 11 tahun,” tambahnya.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh 85 perwakilan puskesmas dari sepuluh kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Mereka membahas tentang perencanaan pelaksanaan antigen baru, prosedur pelaksanaan, pengolahan limbah vaksin, dan evaluasinya.
Kegiatan dua hari ini juga melibatkan narasumber dari Kemenkes, Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), dan Ketua Perhimpunan Pelaksana Imunisasi Indonesia (PPII).
Pengenalan Vaksin Rotavirus dan HPV di sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur diharapkan akan memberikan manfaat besar dalam upaya meningkatkan kesehatan anak-anak dan perempuan di wilayah ini, serta mengurangi angka kasus diare berat dan kanker leher rahim.