Divisi.id – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim), Jaya Mualimin, menyatakan bahwa penemuan dan pengobatan kasus tuberkulosis (TBC) masih merupakan tantangan yang perlu diatasi di provinsi Kaltim.
“Masih rendahnya penemuan kasus TBC, hanya sebesar 56 persen kasus yang tercatat dan terlaporkan, serta masih rendahnya angka keberhasilan pengobatan 82 persen, menjadi permasalahan yang harus kita atasi bersama.” Ujar Jaya, Sabtu (4/11/2023).
Jaya mengungkapkan penyebab rendahnya penemuan dan pengobatan kasus TBC di Kaltim, meliputi kurangnya pelaporan kasus TBC dari fasilitas kesehatan (faskes) pemerintah dan swasta, sistem pelaporan yang belum terintegrasi dan berjejaring, serta keterbatasan tenaga di faskes.
Penyebab lainnya adalah kurangnya kegiatan penemuan aktif dan partisipasi masyarakat, serta banyaknya pasien yang hilang karena lemahnya jejaring rujukan dan pengawasan pengobatan.
Dinkes Kaltim telah mengambil sejumlah langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti mewajibkan pelaporan kasus TBC dari semua faskes melalui sosialisasi dan surat edaran sejak tahun 2019, serta melakukan integrasi lintas program.
“Kami juga melakukan pemenuhan sumber daya program melalui pelatihan bagi tenaga di seluruh kabupaten kota melibatkan faskes pemerintah maupun swasta dan penempatan alat TCM untuk mempercepat pemeriksaan dan diagnosis kasus dan pengembangan jejaring rujukan spesimen,” ungkapnya.
Jaya juga menyoroti pentingnya penguatan jejaring dan keterlibatan lintas sektor, program, swasta, dan pemerintah yang dapat diwujudkan melalui pembentukan KOPI TB Provinsi pada tahun 2019 dan pembentukan District Public Private Mix (DPPM) di sepuluh kabupaten/kota.
“Kami juga melakukan kegiatan penemuan aktif TB di populasi berisiko seperti Rutan/Lapas, kontak erat kasus TB yang dilakukan secara rutin dengan perlibatan LSM dan peran serta masyarakat,” paparnya.
Ia berharap melalui beberapa upaya tersebut, penemuan dan pengobatan kasus TBC di Kaltim dapat meningkat dan mencapai target nasional maupun global.
“Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama melawan TBC, karena TBC bisa dicegah dan disembuhkan. Jika ada gejala batuk lebih dari dua minggu, segera periksakan diri ke faskes terdekat,” tutupnya.