Divisi.id – Stunting pada balita menjadi salah satu tantangan kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat tengah menghadapinya melalui gerakan aksi bergizi se-Kukar.
Inisiatif tersebut melibatkan remaja putri untuk mendorong praktik sarapan sehat dan mengonsumsi tablet penambah darah, bertujuan untuk mencegah anemia dan memastikan kesehatan mereka di masa depan.
“Ini adalah untuk mencegah anemia dan tentu untuk kesehatannya di masa depan. Tapi tidak hanya untuk saat ini, tapi di masa berikutnya sampai dia menjadi calon ibu dan menjadi ibu, dan melahirkan anak-anak yang sehat,“ ungkap Serianti, Sub Koordinator Peningkatan Gizi Keluarga Dinkes Kukar, Jumat (3/11/2023).
Serianti menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi di mana tinggi badan balita lebih rendah dari standar usianya.
Selain gangguan pertumbuhan dan perkembangan, stunting juga dapat meningkatkan risiko penyakit kronis pada masa dewasa.
“Harapannya dengan adanya gerakan ini membuat semua remaja putri itu menyadari pentingnya sarapan lengkap sehat, memahami pentingnya minum tablet penambah darah,“ tuturnya.
Gerakan aksi bergizi se-Kukar diselenggarakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda dan Hari Kesehatan Nasional ke-59, melibatkan 32 titik di seluruh Kukar, termasuk puskesmas, SMP, dan SMA.
Remaja putri di tingkat SMP dan SMA menerima tablet penambah darah yang harus dikonsumsi setiap Ju’mat sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya asupan gizi.
“Dan harapannya juga ini terus berlanjut seterusnya dan terus konsisten untuk minum tablet penambah darah setiap hari Jumat yang sudah kita canangkan di Kukar dan untuk mengkampanyekan pentingnya minum tablet penambah darah bagi remaja putri,” tambahnya.
Ia memaparkan angka stunting di Kukar saat ini mencapai sekitar 18 persen, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 27,1 persen.
Penurunan tersebut diatributkan kepada program-program lintas sektor, seperti pencegahan dan tata laksana stunting untuk ibu hamil, pemetaan pertumbuhan di posyandu, dan upaya kolaboratif lainnya.
“Ini sudah mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Mudah-mudahan sampai akhir tahun tidak ada peningkatan stunting, karena itu yang sedang diupayakan hingga saat ini oleh pemerintah kabupaten Kukar,” tutupnya.